Kembuhung, kearifan lokal kurangi limbah makanan
Kembuhung, sebuah tradisi dari Jawa Tengah yang telah ada sejak zaman dahulu kala, kini menjadi salah satu solusi untuk mengurangi limbah makanan di Indonesia. Tradisi ini dilakukan dengan cara mengutamakan kebersamaan dan kebersihan dalam menyantap makanan, sehingga tidak ada sisa makanan yang terbuang sia-sia.
Kembuhung biasanya dilakukan saat ada acara adat atau kegiatan bersama di masyarakat Jawa Tengah. Para tamu atau anggota keluarga yang hadir akan duduk bersama-sama di atas tikar yang telah disediakan. Makanan akan disajikan di atas daun pisang atau piring dari anyaman bambu. Setiap orang akan menggunakan tangan kanan untuk mengambil makanan, sebagai tanda penghormatan kepada tuan rumah.
Selain itu, dalam tradisi kembuhung juga terdapat aturan yang harus diikuti oleh semua orang yang hadir. Salah satunya adalah larangan untuk meninggalkan makanan yang masih ada di piring atau daun pisang. Jika ada sisa makanan, maka semua orang diharapkan untuk memakan sisa makanan tersebut hingga habis.
Dengan menerapkan tradisi kembuhung, limbah makanan dapat diminimalisir. Kebiasaan untuk memakan sisa makanan juga dapat mengajarkan kepada masyarakat untuk bersyukur atas rezeki yang diberikan dan menghargai makanan yang ada di atas meja. Selain itu, tradisi ini juga dapat menguatkan hubungan antar anggota keluarga atau komunitas, karena semua orang harus saling bekerja sama untuk menghabiskan makanan yang ada.
Dengan menggali kembali kearifan lokal seperti kembuhung, kita dapat mengurangi jumlah limbah makanan yang dihasilkan setiap harinya. Selain itu, kita juga dapat menjaga kelestarian budaya dan tradisi nenek moyang kita. Mari kita terus lestarikan tradisi kembuhung dan kearifan lokal lainnya untuk menjaga bumi agar tetap hijau dan lestari.