Demam kelinci, atau yang dikenal dengan sebutan rabbit fever, adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis. Penyakit ini bisa menyerang manusia dan hewan, terutama kelinci dan hewan pengerat seperti tikus dan tupai.
Baru-baru ini, kasus demam kelinci di Amerika Serikat dilaporkan mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kasus demam kelinci di AS telah meningkat hingga 83% selama 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Gejala demam kelinci pada manusia bisa bervariasi, mulai dari demam tinggi, nyeri sendi dan otot, sakit kepala, mual, muntah, hingga ruam kulit. Penyakit ini bisa menular melalui gigitan serangga atau hewan yang terinfeksi, serta melalui paparan langsung terhadap bakteri penyebabnya.
Untuk mencegah penularan demam kelinci, penting untuk menghindari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, menggunakan perlindungan seperti sarung tangan saat menangani hewan, serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Jika Anda mengalami gejala demam kelinci, segera konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Kasus demam kelinci yang meningkat di Amerika Serikat menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap penyakit ini. Edukasi dan tindakan pencegahan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko penularan demam kelinci di lingkungan sekitar. Semoga dengan kesadaran dan langkah-langkah yang tepat, kasus demam kelinci dapat ditekan dan masyarakat dapat terhindar dari penyakit yang mematikan ini.